cover
Contact Name
Dian Yosi Arinawati
Contact Email
dianyosi@umy.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkgumy@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Insisiva Dental Journal : Majalah Kedokteran Gigi Insisiva
ISSN : 22529764     EISSN : 26859165     DOI : 10.18196/idj
Core Subject : Health,
Insisiva Dental Jurnal memberikan informasi tentang ide, opini, perkembangan dan isu-isu di bidang kedokteran gigi meliputi klinis, penelitian, laporan kasus dan literature review.
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2014)" : 22 Documents clear
Kadar Fosfor (P) dalam Cairan Sulkus Gingiva pada Penderita Penyakit Periodontal Phosphorus (P) Level of Gingival Crevicular Fluid of Peridontal Diseases Kusuma Ardiani, Deasy; Wulan Suci Dharmayanti, Agustin; Pujiastuti, Peni
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Prevalensi penyakit periodontal mencapai 60% pada masyarakat di Indonesia. Periodontitiskronis merupakan penyakit periodontal yang sering diderita masyarakat Indonesia. Penyebab utama daripenyakit periodontal adalah bakteri plak. Perlekatan dan akumulasi bakteri plak akan mengakibatkan inflamasidan kerusakan jaringan periodontal diikuti dengan peningkatan aliran cairan sulkus gingiva dan komponen cairansulkus gingiva, salah satunya yaitu fosfor yang akan dikeluarkan melalui sulkus. Fosfor yang larut bersamaaliran darah berasal dari cairan sulkus gingiva yang meningkat dan dikeluarkan melalui sulcular epithelium.Tujuan. Mengetahui kadar fosfor dalam cairan sulkus gingiva pada penderita periodontitis kronis. Metode.Subyek penelitian merupakan pasien yang datang ke RSGM Universitas Jember yang memenuhi kriteria inklusidan eksklusi. Subyek penelitian yang memiliki kriteria inklusi dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan hasilpemeriksaan intra oral, yaitu penderita gingivitis dan periodontitis kronis. Pengambilan sampel cairan sulkusgingiva dilakukan pada elemen gigi yang mengalami gingivitis atau periodontitis dengan paperpoint. Tahappengukuran kadar fosfor menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 883 nm. Hasilpenelitian dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar fosfor padapenderita penyakit periodontal. Kesimpulan. Kadar fosfor pada penderita periodontitis kronis lebih tinggidaripada penderita gingivitis.
Lima Komponen Penting dalam Perencanaan OSCE Five Essential Keys in OSCE Planning Kurniasih, Indri
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Kompleksitas dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan Objective Structured ClinicalExamination (OSCE) dapat mempengaruhi kualitas dan kehandalan OSCE sebagai alat penilaian performa suatuketerampilan klinik. Berbagai faktor dapat membuat penilaian OSCE menjadi kurang reliabel. Perencanaankegiatan OSCE yang baik merupakan faktor penting dalam mendukung kehandalan OSCE. Tujuan dari penulisan ini adalah menguraikan dari berbagai sumber tentang prinsip dasar lima komponen penting dalam perencanaan OSCE. Diskusi : Pelaksanaan OSCE membutuhkan langkah-langkah yang terencana secara baik. Terdapatlima komponen penting dalam perencanaan suatu OSCE yaitu disain OSCE, pasien standar, penguji, saranaprasarana, dan standar setting. Disain OSCE meliputi penyusunan blue print OSCE, penyusunan kasus/stationdan penyusunan form checklist/rating scale. Penyusunan blue print merupakan langkah awal dalam mendisainOSCE. Blue print disusun untuk memastikan bahwa berbagai kompetensi individual akan diujikan beberapa kalipada beberapa station, dan setiap station berkontribusi melengkapi ujian dengan menilai beberapa jeniskompetensi. Kesimpulan : Persiapan berbagai komponen penting penyusun OSCE harus dilakukan secara terencana oleh komite ujian agar penilaian menjadi objektif, valid dan reliabel serta menghasilkan informasi yangdapat dipercaya.
Gambaran Pengetahuan dan Kecemasan Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi terhadap Human Immunodefficiency Virus/Acquired Immunodefficiency Syndrome (HIV/AIDS) di RSGM UMY The Knowledge Description and Hesitation of Dental Clerkship Student about Human Immunod Okti Kusumastiwi, Pipiet
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Prosedur perawatan gigi dan mulut seringkali melibatkan darah dan saliva yang kemungkinanmengandung banyak mikroorganisme patogen, seperti HIV. Dokter gigi memiliki tanggung jawab etik danprofesional untuk memberikan perawatan kepada semua pasien, termasuk pasien dengan HIV AIDS.Pengetahuan tentang HIV/AIDS merupakan bekal seorang dokter gigi untuk dapat melakukan perawatan yangbaik kepada pasien dengan HIV/AIDS. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswakedokteran gigi tentang HIV/AIDS dan kecemasan mahasiswa kedokteran gigi terhadap HIV/AIDS. Metode:Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah 74 mahasiswaprofesi kedokteran gigi di RSGM UMY dipilih secara simple random sampling. Instrumen penelitianmenggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap responden tentang HIV/AIDS.Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 mahasiswa profesi, 12 (16,21%) memiliki pengetahuan yangbaik, 46 (62,16%) memiliki pengetahuan sedang, dan 16 (21,62%) memiliki pengetahuan yang buruk. Sebesar12 (16,21%) akan merawat pasien HIV AIDS tanpa cemas, 44 (59,45%) akan merawat dengan cemas, dan 18(24,32%) akan merujuk pasien HIV AIDS. Kesimpulan: Sebagian besar responden berpengetahuan sedangtentang HIV/AIDS dan akan merawat pasien HIV/AIDS dengan cemas.
Perawatan Interseptif Dental Pasien Anak Penderita Cleft–Palate Interceptive Dental Treatment on Children With Cleft- Palate Octavia, Alfini
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak-anak yang mengalami kelainan cleft-palate biasanya menderita kelainan dento-skeletal. Sejak kecil merekaharus berjuang untuk melalui operasi koreksi palatum(palatoplasty) untuk bertahan hidup agar asupan makanandapat tercukupi. Kelainan dental mulai timbul ketika gigi-geligi mulai erupsi seperti karies, kelainan bentuk ,kelainan jumlah dan masalah diskrepansi antara maksila dan mandibula sehingga hubungan gigi-geligi rahangatas dan rahang bawah menjadi tidak harmonis mengarah pada kelainan maloklusi kelas III, yang jugamenimbulkan masalah estetik. Tujuan penulisan naskah ini adalah melakukan kajian lebih mendalam perawatandental dan skeletal anak-anak dengan cleft- palatesehingga kasus-kasus seperti ini dapat dirawat dengan optimaltanpa membutuhkan waktu perawatan yang lama dan hasil yang memuaskan.Penelusuran pustaka menghasilkanketerangan bahwa perawatan dental pada anak-anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk mencegahkeparahan kelainan dental dan munculnya kelainan periodontal serta mencegah berlanjutnya maloklusi yangtelah terjadi.Perawatan dento-skeletal pada anak-anak dapat dilakukkan seawal mungkin untuk mendapatkanhasil dan waktu perawatan yang optimal.
Perawatan Apeksifikasi dengan Pasta Kalsium Hidroksida: Evaluasi Selama 12 Bulan (Laporan Kasus) Apexification Treatment with Calcium Hydroxide Paste:12 Months Evaluation (Case Report) Tiara Alphianti, Likky
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gigi permanen muda dapat mengalami kematian pulpa sehingga pertumbuhan akar terhenti, apeks masihterbuka, dan saluran akar lebih lebar di bagian apeks dibanding dengan daerah serviks. Perawatan apeksifikasibertujuan untuk merangsang proses pembentukan apeks gigi dengan membentuk suatu jaringan keras pada apeksgigi tersebut. Penulisan artikel ini bertujuan melaporkan kasus perawatan pada pasien anak usia 12 tahun yangmengalami nekrose pada gigi 22 dengan apeks yang masih terbuka. Perawatan yang dilakukan adalahapeksifikasi menggunakan bahan pasta kalsium hidroksid.Hasil radiografi periapikal 2 bulan pasca apeksifikasi, tampak ujung akar sudah mulai terkalsifikasi yangditandai dengan adanya bercak radiopak namun masih terdapat area radiolusen pada ujung akar. Lima bulanpasca apeksifikasi, pada radiograf tampak ujung akar sudah menutup (terkalsifikasi) yang ditandai denganadanya gambaran radiopak pada ujung akar dengan bentuk blunderbuss. Perawatan saluran akar dan penumpatandilakukan kemudian. Evaluasi dengan radiograf 12 bulan pasca apeksifikasi menunjukkan kondisi ujung akaryang baik (radiopak) dan tidak ada area radiolusen pada periapikal yang merupakan tanda patologis.Perawatan apeksifikasi menggunakan pasta kalsium hidroksid pada kasus ini menunjukkan keberhasilandalam penutupan ujung akar setelah 5 bulan. Evaluasi 12 bulan kemudian menunjukkan kondisi ujung akar yangbaik tanpa ada tanda-tanda patologis.
Daya Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi Anti-Bacterial Power of Red Batel Leaves (Piper Crocatum) to Enterococcus Faecalis Bacteria as Medi Pasril, Yusrini; Yuliasanti, Aditya
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telahterinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar. Salah satu tahap yang penting yaitu sterilisasi dimana dibutuhkanbahan medikamen yang paling efektif dan biokompatibel. Daun sirih merah (Pipper crocatum) diyakinimempunyai banyak kandungan antibakteri seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Enterococcus faecalisadalah salah satu bakteri yang memiliki resistensi serta paling sering ditemukan pada infeksi saluran akar.Kemampuan dari bakteri ini dapat mengadakan kolonisasi yang baik dan dapat bertahan dalam saluran akar.Tujuan penelitian untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak daun sirih merah (Pipper crocatum) terhadapbakteri Enterococcus faecalis. Desain penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium in vitro.Metode yang digunakan yaitu dilusi tabung untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan KadarBunuh Minimum (KBM). Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Hasilpenelitian diperoleh KHM sebesar 20% dan KBM 25%. Kesimpulan penelitian ini ekstrak daun sirih merahmempunyai daya antibakteri dengan nilai KHM 20% dan KBM 25%. Ekstrak etanol daun sirih merah (Pippercrocatum) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis pada konsentrasi 20% dan dapatmembunuh bakteri Enterococcus faecalis pada konsentrasi 25%.
Hubungan antara Status Gizi dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen Mandibula The Relationship between Nutritional Status and the Status of the Eruption of Permanent mandibular central incisors Driana Rahmawati, Atiek; Retriasih, Hastami; Medawati, Ana
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Erupsi gigi merupakan gerak normal gigi ke arah rongga mulut dari posisi pertumbuhannya dalam tulangalveolar. Erupsi gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah nutrisi. Nutrisi sangat penting untukpertumbuhan dan perkembangan fisik, termasuk erupsi gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi insisivus sentralis permanen mandibula. Jenis penelitian iniadalah analytic descriptive dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 60 siswa dengan usia 6-7 tahunyang bersekolah di sekolah dasar negeri di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY yang diambil denganmetode consecutive sampling. Subyek penelitian terbagi dalam 2 kriteria status gizi berdasarkan Tinggi Badanmenurut Usia (TB/U), yaitu 30 siswa dengan status gizi pendek dan 30 siswa dengan status gizi normal. Hasilanalisis dengan menggunakan uji statistic chi square menunjukkan hubungan yang signifikan (P<0,05). Kesimpulan terdapat hubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi insisivus sentralis permanen mandibula.
Pasak Fiber Reinforced Composite sebagai Penguat Restorasi Resin Komposit Kelas IV pada Gigi Insisivus Lateralis Kanan Maksila Nekrosis Pulpa Disertai Lesi Periapikal (Laporan Kasus) Fiber post reinforced composites for resistence in composite resin resto Wijayanti, Nia
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan saluran akar akan berakibat hilangnya struktur gigi yang meningkatkan resiko fraktur pada gigi.Penggunaan pasak dapat dipertimbangkan sebagai penguat untuk meningkatkan resistensi mekanis gigi. Pasakfiber reinforced composites adalah pasak buatan pabrik yang mampu berikatan dengan baik dengan dindingsaluran akar, semen resin dan inti resin komposit sehingga mampu mengurangi resiko terjadinya fraktur danmengembalikan fungsi fisiologis dan estetis gigi. Laporan kasus ini menginformasikan penggunaan pasak fiberreinforced composites sebagai alternatif restorasi estetis pada gigi paska perawatan saluran akar. Seorangperempuan 22 tahun dengan gigi insisivisus lateralis kanan maksila nekrosis pulpa disertai lesi periapikal. Padakasus ini dilakukan perawatan saluran akar multi kunjungan, dilanjutkan dengan evaluasi 1 minggu, kemudiandilakukan insersi pasak fiber reinforced composites serta restorasi resin komposit kavitas kelas IV secaralangsung untuk mengembalikan fungsi fisiologis dan estetis gigi. Penggunaan fiber reinforced compositessebagai pasak untuk penguat pada restorasi resin komposit secara langsung merupakan alternatif perawatan padagigi anterior paska perawatan saluran akar untuk mengembalikan fungsi fisiologis dan estetis gigi tersebut.
Perkembangan Plasenta dan Pertumbuhan Janin pada Tikus Hamil yang Diinfeksi Porphyromonas Gingivalis Placental Development and Fetal Growth in Porphyromonas Gingivalis-Infected Pregnant Rats Kusumawardani, Banun; MD Arina, Yuliana; Purwandhono, Azham
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maternal Porphyromonasgingivalis infection on periodontal tissue can result in Porphyromonasgingivalisdissemination to umbillical cord. Porphyromonas gingivalis presumably gain access to the systemic circulationvia local tissue inflammation, and may affect the placental development and the fetus itself. This study aimed toanalize the effect of periodontal infection with Porphyromonas gingivalis on placental development, and todetermine its effect on fetal growth in a pregnant rat model. Female rats were infected with live-Porphyromonasgingivalis at concentration of 2x109 cells/ml into subgingival sulcus of the maxillary first molar before and/orduring pregnancy. They were sacrified on gestational day (GD) 20. Fetuses were evaluated for weight andlength. All placentas were fixed in 10% buffered formalin, processed for paraffin embedding, and stained withhematoxylin and eosin.The histopathological analysis of placentas on GD 20 showed that trophoblast cells inlabyrinth and junctional zone had a greater density in control group than Porphyromonas gingivalis-infectedperiodontal maternal group. The nucleated-erythrocytes were found more abundant in the fetal blood vessels ofPorphyromonas gingivalis-infected periodontal maternal group than in the fetal blood vessels of control group.In conclusion, the impaired placental morphology influenced the normal function of placenta to maintain thegrowth and development of fetus. The decreased placental weightresulted in the decreased of fetal weightandlength.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Komunikasi antara Dokter Gigi dan Pasien dalam Pelayanan Perawatan Kesehatan Gigi Factors That Influence Communication between Dentist and Patient in Dental Health Care Service Ratna Astuti, Novitasari; Hendrartini, Julita; Widyanti Sriyono, Niken
Insisiva Dental Journal Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi dokter gigi dan pasien memainkan peranan penting bahkan menentukan dalamkeberhasilan perawatan serta meningkatkan efektifitas pelayanan dan kepuasan pasien. Keberhasilan perawatankesehatan gigi pada pasien, selain dituntut keahlian teknis profesional seorang dokter gigi juga dituntutkemampuan non teknis berupa keahlian berkomunikasi dalam menghadapi berbagai perilaku pasien, dandipengaruhi beberapa faktor-faktor lain. Tujuan: mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadapkomunikasi antara dokter gigi dan pasien dalam pelayanan perawatan kesehatan gigi di Rumah Sakit BethesdaDIY. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian adalahpasien di poliklinik gigi Rumah Sakit Bethesda DIY sebanyak 100 pasien gigi yang diambil dengan simplerandom sampling. Adapun kriteria sampel, pasien berusia 12-55 tahun dan dapat berkomunikasi dengan baik dipoli gigi RS Bethesda DIY. Variabel pengaruh yakni frekuensi kunjungan, pendampingan kunjungan, tingkatpendidikan, jenis kelamin, usia. Variabel terpengaruh yakni komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Alat ukurmenggunakan kuesioner dengan skala likert. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden .Penelitian inimenggunakan teknik korelasi product moment dengan r berkisar antara 0,416-0,698 dan p < 0,05, hasilreliabilitas dengan teknik alpha cronbach r tt = 0,876 dan p < 0,05. Data hasil penelitian dianalisis dengananalisis regresi berganda dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil: menunjukkan adanya pengaruh yang bermaknaantara faktor usia (r=0,236 dan p=0,017), pendidikan (r=0,393 dan p=0,000),frekuensi kunjungan pasien kedokter gigi (r=0,291 dan p=0,004), pendampingan kunjungan pasien saat masuk ruang praktek dokter gigi(r=0,259 dan p=0,009) terhadap komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Sedangkan jenis kelamin (r=0,166 danp=0,095) tidak terdapat pengaruh terhadap komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Kesimpulan: Faktor usia,frekuensi kunjungan, pendidikan dan pendampingan kunjungan berpengaruh terhadap komunikasi dokter gigidan pasien sedangkan jenis kelamin tidak berpengaruh. Faktor yang memberikan bobot sumbangan terbesarterhadap komunikasi antara dokter gigi dan pasien adalah faktor tingkat pendidikan.

Page 1 of 3 | Total Record : 22